Jabodetabek atau Jabodetabekpunjur[1] yaitu sebuah akronim dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi, yaitu sebuah kawasan metropolitan Jakarta dan sekitarnya. Awalnya hanya Jabotabek saja, namun dengan dibentuk wujudnya Kota Depok sebagai pemekaran dari Kabupaten Bogor, akronim Jabotabek diubah sebagai Jabodetabek.
Ruang lingkup
Kawasan Jabodetabek meliputi wilayah administrasi:
Dari seluruh penghuninya diperkiran sebesar 8,8 juta orang tinggal di Jakarta, 3,7 juta orang di Bekasi, 3,4 juta orang di Tangerang, dan 2,6 juta orang di Bogor. Populasi ini meningkat setiap tahunnya dikarenakan besarnya urbanisasi dari seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia memproyeksikan bahwa populasi Jabodetabek akan mencapai 32 juta orang pada tahun 2016. Sesuai perihal statistik tersebut, Jakarta akan memiliki 12 juta orang dan daerah-daerah penyangganya memiliki 20 juta orang.
* Banyak tidak termasuk angka terpisah Tangerang Selatan yang baru-baru ini memisahkan diri
Padanan istilahnya dalam bahasa Inggris yaitu Greater Jakarta yang berarti kawasan perkotaan yang terintegrasi dengan Jakarta. Populasinya pada tahun 2005 diperkirakan 18,5 juta orang, menempatkannya sebagai salah satu sepuluh besar wilayah metropolitan di lingkungan kehidupan. Dan juga yaitu wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara.
Transportasi
Pada tahun 2000, banyak perjalanan di Jabodetabek sebanyak 29,2 juta perjalanan/hari. Persentase moda angkutan yang digunakan: bus 52,7%; mobil pribadi 30,8%; sepeda motor 14,2%; dan kereta api 2%. Gejala komuter dari Botabek ke Jakarta sangat bergantung pada fasilitas kereta rel listrik dan jaringan jalan tol. Saat ini sela Jakarta dengan wilayah Botabek telah dihubungkan oleh beberapa jaringan jalan tol, sela lain :
Sejak tahun 1977, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memastikan bahwa wilayah Botabek sebagai wilayah penyangga kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena terlalu padatnya kota Jakarta untuk menampung semua kegiatan pemerintahan, diperdagangkan, dan industri. Berlandaskan hal tersebut pemerintah mulai mengatur pembangunan dan peruntukan wilayah di Jabodetabek. Untuk kegiatan pemerintahan, tetap dikonsentrasikan di wilayah Jakarta Pusat. Pada tahun 1995, Presiden Soeharto pernah berencana untuk memindahkan pusat pemerintahan negara ke kawasan Jonggol di kabupaten Bogor. Tetapi konsep tersebut tidak dapat terlaksana dikarenakan krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1997.
Untuk industri, pengembangan dikonsentrasikan di kawasan Cibitung dan Cikarang (Kab. Bekasi) serta Cikupa (Kab. Tangerang). Untuk pemukiman, pengembang-pengembang besar banyak membangun kota-kota satelit yang dilengkapi dengan sarana pendukung kota seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan tempat hiburan. Kota-kota satelit ini banyak berkembang di Kota Bekasi, Kota Tangerang, Serpong (Kota Tangerang Selatan),Kota Depok dan Kawasan Cibubur meliputi: Cibubur (Kota Depok), Cibubur (Kota Bekasi), Cibubur Disktrik Cileungsi (Kab. Bogor).
Referensi
^TATA RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR HARUS SEGERA DITINJAU KEMBALI
^http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=2566&Itemid=1347 Indonesia.go.id: For Area, Population Regencies, Kota
^abcdehttp://www.jabarprov.go.id/jabar/public/85701/menu.htm?id=85701 Jawabarat.go.id Banyak populasi Jawa Barat
Tags (tagged): jabodetabek, m, jakarta, barat ak, jakarta barat, ak, jakarta barat ak, utara kepulauan, seribu, kota bogor kabupaten, bogor kota, besar, wilayah metropolitan dunia, merupakan, hal, pemerintah, mulai mengatur pembangunan, task view, id, 2566 itemid 1347, indonesia go, for area, buku, ensiklopedia online, siantan, kuala mandor pontianak, sasamata samarinda, sanga